Mendahului gw, fasilitator gw, Kak Anggri birddan sesama relawan inspirator dari Bekasi Bu Nur sudah publish postingan soal Geng Marunda 54 Kelas Inspirasi Jakarta di blogmereka .
Beberapa temen udah nanyain sharingnya ikut KI Jakarta 5.
Berhubung kesibukan gw yang akhir-akhir ini padat merayap kayak tol JORR, baru sekarang gw bisa update mengungkapkan kesan gw sewaktu ikut KI Jakarta 5.
Setelah melewati berbagai persiapan untuk jadi relawan Inspirator Kelas Inspirasi Jakarta 5 bersama Geng Marunda 54,termasuk ngapalin macem-macem yel-yel, tarian Geng Marunda 54
akhirnya hari Inspirasi yang kami nantikan pun datang juga.
Pagi itu sudah memasuki hari Senin, tanggal 2 Mei 2016, gw udah terbangun dari tidur yang gak nyenyak di jam 3.15 pagi !
Gw udah persiapan pasang alarm sih. Tapi gw parno aja tau-tau alarmnya gak bunyi dan gw bangun kesiangan.
Dan gw gak boleh kesiangan.
Karena hari itu adalah hari penting buat gw.
Bukan hanya karena hari itu merupakan hari Pendidikan Nasional, namun merupakan hari yang sudah gw persiapkan sejak pengumuman gw terpilih menjadi salah satu relawan Kelas Inspirasi Jakarta 5.
Jam 4 pagi, harusnya gw masih menarik selimut bersama warga Bekasi lainnya yang masih lelaptertidur, namun gw malah mencoba berdamai dengan dinginnya udara pagi untuk standby di pinggir pagar Living Plaza.
Gw udah janjian akan berangkat bareng dua relawan Inspirator dari Bekasi Barat.
Hani malah bisa lebih santai, baru berangkat jam 09 pagi karena kelompok dia kebagian tugas di SDN Petang.
Perjalanan kami menjelang Subuh menuju Marunda yang katanya penuh perjuangan berjalan mulus Alhamdulillah gak pake nyasar.
Sehari sebelum hari Inspirasi, gw udah minta anterin Hani untuk cari lokasi biar nanti pas gw nyetir ke sana udah gak pake nyasar.
Serem aja kan Bok kalo pake nyasar.
Bukan hanya mempertimbangkan kami bertiga bakalan telat kebuang waktu nyari lokasi, tapi gw ngeri aja kalo kami bertiga yang notabene perempuan semua, nyasar nyari-nyari alamat jam 4 pagi di lokasi yang sama sekali bukan daerah kekuasaan kami.
Mobil gw melaju membawa Mbak Nur , Bu Emmy, dan gw menuju SDN 02 Marunda.
Saat itu juga, merupakan pertama kalinya gw bertemu dengan Bu Emmy dan Mbak Nur.
Walopun penumpangnya cuma bertiga dan baru ketemu saat itu, Surpringsily, kami kok bisa ya langsung ngobrol akrab bak temen yang udah kenal lamaa...terus baru ketemuan lagi.
Gak terlihat adanya rasa kantuk hadir di antara kami bertiga. Sesekalipun tidak.
Kami sampai di SDN 02 Marunda dalam kondisi masih pagi buta bahkan gerbang masih tertutup rapat. Jadi kami cari Masid dulu di sekitaran situ untuk menunaikan shalat Subuh.
Setelah shalat Subuh, baru kami kembali ke sekolah dimana Pak Ketubeb kami sudah menunggu dan membukakan pintu pagar sekolah.
Hari semakin pagi, rombongan demi rombongan kami mulai berdatangan memenuhi janji untuk standby jam 5.30 pagi di SDN 02 Marunda.
Jam 7.20 pagi kami bersiap-siap untuk ikut apel pagi bersama guru-guru dan murid-murid SDN 02 Marunda.
Pada kesempatan itulah, sekolah mempersilahkan kami, 30 inspirators dalam geng Marunda54 untuk memperkenalkan diri sekaligus profesi masing-masing yang akan diperkenalkan ke anak-anak di dalam kelas nanti.
Selama satu hari penuh tidak ada kegiatan belajar mengajar, karena dari jam pertama sampai jam terakhir di kelas sore, kami, para relawan inspirator akan bergantian masuk ke kelas 1-6 untuk memperkenalkan profesi kami dan membangun mimpi mereka. Dan relawan dokumentasi akan mengabadikan momen-momen penting ini.
Pada saat bersamaan, guru-guru juga ingin memanfaatkan momen Hari Pendidikan Nasional ini dengan menampilkan pentas seni anak-anak yang berprestasi, jadi jam pelajaran pertama 'jatah kami' agak terpotong beberapa menit
Salah satu dari penampilan anak-anak itu yang bikin gw terharu sekaligus bangga adalah penampilan Khairunnisa, seorang ABK bernyanyidengan suara lantang dan penuh percaya diri di depan orang sebanyak itu.
Menurut gw, itu butuh keberanian yang luar biasa.
Terlebih jika kita menyadari bahwa kita memiliki kekurangan. Bahkan kita pun belum tentu punya rasa percaya diri seperti dia.
Tapi dia BISA.
Hebat, Khairunissa !
Gw sampe beneran mewek lho. *iyes, dibalik ke(sok)perkasaan gw, sesungguhnya gw anaknya cengeng!*
Rata-rata relawan inspirator di kelompok kami kebagian ngajar di 5 kelas.
Gw kedapetan mengisi kelas 2,dua kelas 3, kelas 5 dan kelas 6. Dari jam pelajaran kedua, sampe jam pelajaran terakhir.
Dari pengalaman gw dua kali ikut kelas Inspirasi : paling enak tuh masuk ngajar di kelas 1-2 deh.
Kenakalan dan kegaduhan dalam kelas masih bisa kepegang lah sama kita yang belum punya pengalaman mengajar.
Mungkin yang akan bikin panik kayak kejadian dialami oleh Pak Ketubeb.
Ada anak yang BAB di kelasnya ! Seisi kelas pada minggir menghindari si anak karena bau.:D
Pak Ketubeb udah baik hati banget nawarin nganterin si anak untuk ke toilet, tapi si anak menolak.
Kebayang kan gimana situasi yang harus dialami Pak Ketubeb. Mana Pak Ketubeb kan masih jomblo. #KokDiBullyLagi
Untung kelas Pak Ketubeb merupakan kelas terakhir buat si anak jadi si anak langsung pulang.
Tapi gw yakin apa yang dialami oleh Pak Ketubeb itu akan meninggalkan kesan yang mendalam.
Kapan lagi bisa bikin anak orang B*B di kelas kan, Pak ? Ya kan ? Untung emaknya nunggu di luar lho.
Kalo masuk di kelas 5-6 itu, anak-anaknya udah lebih enak dijelasinnya.
Kalo buat gw, tantangan terberat itu justru ngajar di kelas 3-4, dimana anak-anak lagi pada masa "seru-serunya". Hihihi...
Dulu waktu di KI Jakarta 3 juga tantangan banget ngajar di kelas 3-4, sekarang kebagian ngajar di kelas 3 pagi dan kelas 3 petang.
Hiuufff... ngajar di dua kelas 3, gw sampe semprot muka pake Avene, minum air satu tumbler.
Dari awal gw masuk sampe gw kelar, kelas 3 petang malah gak bisa diem senyap.
Tapi kalo boleh memilih, gw justru lebih seneng kelasnya rame!
Mendingan rame lho, daripada kelas sepi, ntar inspiratornya jadi mati gaya ! *eh itu mah gw doang ya!:p*
Anak-anak kelas 3 memang gak bisa diem, gaduh, ribut tapi karena mereka saking excited ngerjain tugas yang gw kasih.
Bentar-bentar teriak manggilin gw nanya ini gimana, itu gimana.
Gw ditarik-tarik jadi rebutan *eciyeee* suruh nyamperin mereka ngeliatin hasil kerja mereka.
Gaduh, rame tapi bukankah dunia anak-anak emang seperti ini ?
Mereka gak bisa menyembunyikan ekspresi senang mereka ketika hasil kerja mereka dihargai.
Ketika mereka belum mampu menyelesaikan tugas, kita memberikan semangat ' Ayo, kamu pasti bisa. Cari lagi yuk !', mereka akan kembali bersemangat mengerjakan tugasnya.
Di kelas yang gaduh inilah, gw belajar bahwa sesungguhnya setiap anak ingin mendapatkan perhatian.
Membuat gw bertanya pada diri gw sendiri, sudahkah kita memberikan perhatian yang mereka butuhkan ?
Di akhir jam pelajaran anak-anak baik kelas pagi maupun kelas siang, kami membagikan piagam cita-cita yang harus diisi oleh anak-anak kelas itu dan dikembalikan kepada kami. Nanti saat pembagian raport, piagam cita-cita itu akan diberikan guru kepada orang tua sang anak mengenai apa cita-cita anaknya.
Saat mengumpulkan piagam cita-cita anak-anak kelas pagi dan kelas siang, gw memang tidak menemukan mereka bercita-cita memilih berprofesi seperti gw. Gw maklum kok.
Profesi gw kan panjang banget dan bukan profesi yang umum mereka dengar dalam lingkungannya sehari-hari.
Kami baru meninggalkan SDN 02 Marunda ketika jam sudah menunjukkan jam 18.30 malam.
Gak terasa waktu 14 jam berlalu dengan cepat di SDN 02 Marunda ini.
Hari inspirasi mungkin berakhir di senja itu.
Tapi tugas kami untuk terus berjuang tidak berenti sampai di sini.
*sebagian besar foto adalah dokumentasi geng Marunda 54, kecuali yang gw marking @lafamilledewijaya*
14 jam yangmelelahkan luarrrr biasa, tentu saja !
Dan gw masih harus kembali menyetir untuk membawa rombongan Bekasi Barat pulang dengan selamat.
Kirain abis pulang ngajar 5kelas, geng Marunda 54 bakalan bakalan sepi untuk sementara waktu.
Eh GAK LHO.
Seakan-akan gak kenal istilah kehabisan energi, Group WA Geng Marunda 54 masih aja rame tuh, gak kayak abis bertugas 14 jam.
14 jam yang harus berakhir dengan Kiranti Pegal Linu dan koyo di sekujur badan gw.
Meskipun begitu alih-alih kapok, seperti ending gw ikut kelas Inspirasi Jakarta 3 lalu, gw tetap ketagihan untuk ikut Kelas Inspirasi selanjutnya.
Di kelas Inspirasi itu, kita bukan hanya bisa bertemu dengan temen-temen dengan profesi yang belum pernah kita ketahui sebelumnya,
Di kelas Inspirasi itu, kita seperti menemukan 'keluarga' baru.
Dipertemukan dengan temen berprofesi yang berBEDA, namun dipersatukan oleh passion dan energi yang SAMA.
Dan semuanya adalah positif.
Hingga saat ini, hubungan kami di WA group KI Jakarta 3 Kelompok 55 masih harmonis.
Semoga begitu seterusnya dengan Geng Marunda 54.
Di Kelas Inspirasi, kita bisa melihat sisi pribadi kita yang lain; yang mungkin belum pernah kita lihat sebelumnya.
Dalam lingkungan gw sehari-hari gw dikenal sebagai wanita-bertangan-besi. Direktur gw aja menyamakan gw dengan " Harimau ".
Ketika gw mengumpulkan pekerjaan mereka dan siap-siap pamit meninggalkan kelas, Ruth dan Angel, siswi kelas 3 Petang, masing-masing mengapit gw di kanan dan kiri. Menggelayut manja di kedua lengan gw.
" Ibu Indah, besok ngajar kita lagi gak ? "
" Gak, Nak. Bu Indah hanya hari ini aja ngajar kalian ..."
" Yaaaah.....besok datang lagi dong, Bu Indah..."
NYESSSSSSSSSS. Sumpah, gw terharu.
Andaikan Direktur bisa melihat sisi gw yang (baru bisa) diliat Angel dan Ruth ....
*laluh, terus emang kenapah ?*
Semoga apa yang kami, Geng Marunda 54, bagikan di SDN 02 Marunda hari itu bisa inspirasi dan kesan yang tak terlupakan untuk siswa-siswinya.
Seperti apa yang sudah mereka tinggalkan untuk kami....
Pengalaman dan sebentuk kenangan istimewa yang akan selalu tersimpan dalam hati kami.
Bagi yang belum pernah ikut Kelas Inspirasi, saran gw : coba sisain satu hari cutimu buat daftar.
Coba sekali dulu aja deh.
Dan kamu gakkan menduga apa yang bisa kamu dapatkan dari anak-anak dalam satu hari itu ternyata jauh lebih besar dari apa yang bisa kamu bagi ...
Beberapa temen udah nanyain sharingnya ikut KI Jakarta 5.
Berhubung kesibukan gw yang akhir-akhir ini padat merayap kayak tol JORR, baru sekarang gw bisa update mengungkapkan kesan gw sewaktu ikut KI Jakarta 5.
Setelah melewati berbagai persiapan untuk jadi relawan Inspirator Kelas Inspirasi Jakarta 5 bersama Geng Marunda 54,termasuk ngapalin macem-macem yel-yel, tarian Geng Marunda 54
akhirnya hari Inspirasi yang kami nantikan pun datang juga.
Pagi itu sudah memasuki hari Senin, tanggal 2 Mei 2016, gw udah terbangun dari tidur yang gak nyenyak di jam 3.15 pagi !
Gw udah persiapan pasang alarm sih. Tapi gw parno aja tau-tau alarmnya gak bunyi dan gw bangun kesiangan.
Dan gw gak boleh kesiangan.
Karena hari itu adalah hari penting buat gw.
Bukan hanya karena hari itu merupakan hari Pendidikan Nasional, namun merupakan hari yang sudah gw persiapkan sejak pengumuman gw terpilih menjadi salah satu relawan Kelas Inspirasi Jakarta 5.
Jam 4 pagi, harusnya gw masih menarik selimut bersama warga Bekasi lainnya yang masih lelaptertidur, namun gw malah mencoba berdamai dengan dinginnya udara pagi untuk standby di pinggir pagar Living Plaza.
Gw udah janjian akan berangkat bareng dua relawan Inspirator dari Bekasi Barat.
Hani malah bisa lebih santai, baru berangkat jam 09 pagi karena kelompok dia kebagian tugas di SDN Petang.
Perjalanan kami menjelang Subuh menuju Marunda yang katanya penuh perjuangan berjalan mulus Alhamdulillah gak pake nyasar.
Sehari sebelum hari Inspirasi, gw udah minta anterin Hani untuk cari lokasi biar nanti pas gw nyetir ke sana udah gak pake nyasar.
Serem aja kan Bok kalo pake nyasar.
Bukan hanya mempertimbangkan kami bertiga bakalan telat kebuang waktu nyari lokasi, tapi gw ngeri aja kalo kami bertiga yang notabene perempuan semua, nyasar nyari-nyari alamat jam 4 pagi di lokasi yang sama sekali bukan daerah kekuasaan kami.
Mobil gw melaju membawa Mbak Nur , Bu Emmy, dan gw menuju SDN 02 Marunda.
Saat itu juga, merupakan pertama kalinya gw bertemu dengan Bu Emmy dan Mbak Nur.
Walopun penumpangnya cuma bertiga dan baru ketemu saat itu, Surpringsily, kami kok bisa ya langsung ngobrol akrab bak temen yang udah kenal lamaa...terus baru ketemuan lagi.
Gak terlihat adanya rasa kantuk hadir di antara kami bertiga. Sesekalipun tidak.
Kami sampai di SDN 02 Marunda dalam kondisi masih pagi buta bahkan gerbang masih tertutup rapat. Jadi kami cari Masid dulu di sekitaran situ untuk menunaikan shalat Subuh.
Setelah shalat Subuh, baru kami kembali ke sekolah dimana Pak Ketubeb kami sudah menunggu dan membukakan pintu pagar sekolah.
Hari semakin pagi, rombongan demi rombongan kami mulai berdatangan memenuhi janji untuk standby jam 5.30 pagi di SDN 02 Marunda.
Jam 7.20 pagi kami bersiap-siap untuk ikut apel pagi bersama guru-guru dan murid-murid SDN 02 Marunda.
Pada kesempatan itulah, sekolah mempersilahkan kami, 30 inspirators dalam geng Marunda54 untuk memperkenalkan diri sekaligus profesi masing-masing yang akan diperkenalkan ke anak-anak di dalam kelas nanti.
![]() |
Ini pas ambil foto profile lho, bukan pas memperkenalkan diri |
Pada saat bersamaan, guru-guru juga ingin memanfaatkan momen Hari Pendidikan Nasional ini dengan menampilkan pentas seni anak-anak yang berprestasi, jadi jam pelajaran pertama 'jatah kami' agak terpotong beberapa menit
Salah satu dari penampilan anak-anak itu yang bikin gw terharu sekaligus bangga adalah penampilan Khairunnisa, seorang ABK bernyanyidengan suara lantang dan penuh percaya diri di depan orang sebanyak itu.
Menurut gw, itu butuh keberanian yang luar biasa.
Terlebih jika kita menyadari bahwa kita memiliki kekurangan. Bahkan kita pun belum tentu punya rasa percaya diri seperti dia.
Tapi dia BISA.
Hebat, Khairunissa !
Gw sampe beneran mewek lho. *iyes, dibalik ke(sok)perkasaan gw, sesungguhnya gw anaknya cengeng!*
Rata-rata relawan inspirator di kelompok kami kebagian ngajar di 5 kelas.
Gw kedapetan mengisi kelas 2,dua kelas 3, kelas 5 dan kelas 6. Dari jam pelajaran kedua, sampe jam pelajaran terakhir.
Dari pengalaman gw dua kali ikut kelas Inspirasi : paling enak tuh masuk ngajar di kelas 1-2 deh.
Kenakalan dan kegaduhan dalam kelas masih bisa kepegang lah sama kita yang belum punya pengalaman mengajar.
Mungkin yang akan bikin panik kayak kejadian dialami oleh Pak Ketubeb.
Ada anak yang BAB di kelasnya ! Seisi kelas pada minggir menghindari si anak karena bau.:D
Pak Ketubeb udah baik hati banget nawarin nganterin si anak untuk ke toilet, tapi si anak menolak.
Kebayang kan gimana situasi yang harus dialami Pak Ketubeb. Mana Pak Ketubeb kan masih jomblo. #KokDiBullyLagi
Untung kelas Pak Ketubeb merupakan kelas terakhir buat si anak jadi si anak langsung pulang.
Tapi gw yakin apa yang dialami oleh Pak Ketubeb itu akan meninggalkan kesan yang mendalam.
Kapan lagi bisa bikin anak orang B*B di kelas kan, Pak ? Ya kan ? Untung emaknya nunggu di luar lho.
Kalo masuk di kelas 5-6 itu, anak-anaknya udah lebih enak dijelasinnya.
Kalo buat gw, tantangan terberat itu justru ngajar di kelas 3-4, dimana anak-anak lagi pada masa "seru-serunya". Hihihi...
Dulu waktu di KI Jakarta 3 juga tantangan banget ngajar di kelas 3-4, sekarang kebagian ngajar di kelas 3 pagi dan kelas 3 petang.
Hiuufff... ngajar di dua kelas 3, gw sampe semprot muka pake Avene, minum air satu tumbler.
Dari awal gw masuk sampe gw kelar, kelas 3 petang malah gak bisa diem senyap.
Tapi kalo boleh memilih, gw justru lebih seneng kelasnya rame!
Mendingan rame lho, daripada kelas sepi, ntar inspiratornya jadi mati gaya ! *eh itu mah gw doang ya!:p*
Anak-anak kelas 3 memang gak bisa diem, gaduh, ribut tapi karena mereka saking excited ngerjain tugas yang gw kasih.
Bentar-bentar teriak manggilin gw nanya ini gimana, itu gimana.
Gw ditarik-tarik jadi rebutan *eciyeee* suruh nyamperin mereka ngeliatin hasil kerja mereka.
![]() |
Tolong jangan tutupin Ibu dong. Ibu tetep pengen eksis juga |
Gaduh, rame tapi bukankah dunia anak-anak emang seperti ini ?
Mereka gak bisa menyembunyikan ekspresi senang mereka ketika hasil kerja mereka dihargai.
Ketika mereka belum mampu menyelesaikan tugas, kita memberikan semangat ' Ayo, kamu pasti bisa. Cari lagi yuk !', mereka akan kembali bersemangat mengerjakan tugasnya.
Di kelas yang gaduh inilah, gw belajar bahwa sesungguhnya setiap anak ingin mendapatkan perhatian.
Membuat gw bertanya pada diri gw sendiri, sudahkah kita memberikan perhatian yang mereka butuhkan ?
Di akhir jam pelajaran anak-anak baik kelas pagi maupun kelas siang, kami membagikan piagam cita-cita yang harus diisi oleh anak-anak kelas itu dan dikembalikan kepada kami. Nanti saat pembagian raport, piagam cita-cita itu akan diberikan guru kepada orang tua sang anak mengenai apa cita-cita anaknya.
Saat mengumpulkan piagam cita-cita anak-anak kelas pagi dan kelas siang, gw memang tidak menemukan mereka bercita-cita memilih berprofesi seperti gw. Gw maklum kok.
Profesi gw kan panjang banget dan bukan profesi yang umum mereka dengar dalam lingkungannya sehari-hari.
Kami baru meninggalkan SDN 02 Marunda ketika jam sudah menunjukkan jam 18.30 malam.
Gak terasa waktu 14 jam berlalu dengan cepat di SDN 02 Marunda ini.
Hari inspirasi mungkin berakhir di senja itu.
Tapi tugas kami untuk terus berjuang tidak berenti sampai di sini.
*sebagian besar foto adalah dokumentasi geng Marunda 54, kecuali yang gw marking @lafamilledewijaya*
14 jam yang
Dan gw masih harus kembali menyetir untuk membawa rombongan Bekasi Barat pulang dengan selamat.
Kirain abis pulang ngajar 5kelas, geng Marunda 54 bakalan bakalan sepi untuk sementara waktu.
Eh GAK LHO.
Seakan-akan gak kenal istilah kehabisan energi, Group WA Geng Marunda 54 masih aja rame tuh, gak kayak abis bertugas 14 jam.
14 jam yang harus berakhir dengan Kiranti Pegal Linu dan koyo di sekujur badan gw.
Meskipun begitu alih-alih kapok, seperti ending gw ikut kelas Inspirasi Jakarta 3 lalu, gw tetap ketagihan untuk ikut Kelas Inspirasi selanjutnya.
Di kelas Inspirasi itu, kita bukan hanya bisa bertemu dengan temen-temen dengan profesi yang belum pernah kita ketahui sebelumnya,
Di kelas Inspirasi itu, kita seperti menemukan 'keluarga' baru.
Dipertemukan dengan temen berprofesi yang berBEDA, namun dipersatukan oleh passion dan energi yang SAMA.
Dan semuanya adalah positif.
Hingga saat ini, hubungan kami di WA group KI Jakarta 3 Kelompok 55 masih harmonis.
Semoga begitu seterusnya dengan Geng Marunda 54.
Di Kelas Inspirasi, kita bisa melihat sisi pribadi kita yang lain; yang mungkin belum pernah kita lihat sebelumnya.
Dalam lingkungan gw sehari-hari gw dikenal sebagai wanita-bertangan-besi. Direktur gw aja menyamakan gw dengan " Harimau ".
Ketika gw mengumpulkan pekerjaan mereka dan siap-siap pamit meninggalkan kelas, Ruth dan Angel, siswi kelas 3 Petang, masing-masing mengapit gw di kanan dan kiri. Menggelayut manja di kedua lengan gw.
" Ibu Indah, besok ngajar kita lagi gak ? "
" Gak, Nak. Bu Indah hanya hari ini aja ngajar kalian ..."
" Yaaaah.....besok datang lagi dong, Bu Indah..."
NYESSSSSSSSSS. Sumpah, gw terharu.
Andaikan Direktur bisa melihat sisi gw yang (baru bisa) diliat Angel dan Ruth ....
*laluh, terus emang kenapah ?*
Semoga apa yang kami, Geng Marunda 54, bagikan di SDN 02 Marunda hari itu bisa inspirasi dan kesan yang tak terlupakan untuk siswa-siswinya.
Seperti apa yang sudah mereka tinggalkan untuk kami....
Pengalaman dan sebentuk kenangan istimewa yang akan selalu tersimpan dalam hati kami.
Bagi yang belum pernah ikut Kelas Inspirasi, saran gw : coba sisain satu hari cutimu buat daftar.
Coba sekali dulu aja deh.
Dan kamu gakkan menduga apa yang bisa kamu dapatkan dari anak-anak dalam satu hari itu ternyata jauh lebih besar dari apa yang bisa kamu bagi ...