Quantcast
Channel: Lafamilledewijaya
Viewing all articles
Browse latest Browse all 201

Gengsi ? Prestasi ? Frustrasi ?

$
0
0
Memenuhi janji gw yang di sini.

Beberapa hari yang lalu, gw dapet salah satu DM dari temen gw yang bekerja di Mahkamah Konstitusi yang mengabarkan bahwa status RSBI dibubarkan. 
Sumpey deh, gw udah lama banget gak apdet masalah sekolahan. 
Dulu, gw pikir RSBI itu Rumah Sakit Bintaro Internasional. Eh dodol bener gak sih ?

Bagi yang belum tau, RSBI itu merupakan singkatan dari Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. 

Gak dipungkiri, sejak dikeluarkannya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 50 ayat (3) yang berbunyi, “Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan, untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional ", banyak sekolah yang bermunculan saling berlomba-lomba menjual status " Sekolah Internasional ". 
Dan beuuh, and it works! karena ternyata embel-embel status ini emang berhasil mempunya nilai jual tersendiri di publik. 

Maka para orang tua pun mulai melirik sekolah bertaraf internasional dan berbondong-bondong memasukkan anak-anaknya ke situ. 

Ada yang masukin anaknya ke sekolah Negeri Unggulan plus embel-embel Sekolah Internasional. Daripada ngeliat anaknya berpusing-pusing ria berkompetisi dengan ketat di sekolah negeri unggulan ini, ada juga yang lebih milih masukin ke sekolah swasta bertaraf internasional. 
Bahkan ada yang langsung menyekolahkan anaknya di luar negeri. Gak cuma belajar kurikulumnya aja, tapi juga mengalami langsung kehidupan budaya masyarakatnya.

Tapi mungkin dari sekian banyak orang tua yang mengirimkan anaknya ke sekolah internasional, ada juga orang tua yang sebenarnya masih buta dengan apa yang coba ditawarkan oleh Sekolah Internasional ini.

Para orangtua ini sebenarnya juga gak mempunyai informasi yang cukup mengenai kenapa mereka akhirnya memilih sekolah dengan kurikulum internasional ketimbang sekolah biasa dengan kurikulum nasional.

Jangan-jangan mereka malah gak tau kurikulum di sekolah internasional itu apa sih. 
Terus gimana kira-kiranya pengaruhnya kurikulum tersebut dengan perkembangan holistik (akal, hati, dan fisik) anaknya. 
Lalu, apa bedanya IGCSE dengan sistem nasional endebre endebre yang frankly speaking, gw pun emang belum tau. :p

Boro-boro tau apa benefit yang akan didapatkan oleh anak kita kalo kita milih memasukkan anak ke sekolah dengan kurikulum asing, bukan kurikulum nasional. 
Ato, kalo misalnya emang kita pengen milih anak belajar dengan kurikulum asing, kira-kira resiko apa yang akan kita hadapi kelak ? 
Kan jika emang ada resikonya, kita harus tau dari sekarang, jadi ntar kita udah siap dengan tindakan pencegahannya kan. Betul ?

Tapi ya gitu deh, gimana bisa tau apa aja yang harus kita perhatikan dalam memilih sekolah yang menawarkan kurikulum asing untuk anak kita, wong informasi kita soal sekolah jaman sekarang minim banget. 

Sistem kurikulum jaman kita sekolah dulu kan udah jauh beda sama jaman anak sekarang.
Belon tau sistem yang kayaknya tiap berapa tahun pasti berubah kebijakannya. Nah lho! 

Tentunya sebagai orang tua, kita gak mau menyerah begitu aja dong.
Kita ingin mencari sekolah dengan kurikulum yang sesuai dengan harapan kita, aman, mutunya baik, comply dengan kriteria sistem yang diadopsi sekolah tersebut, dan harganya juga harus reasonable. 
Iya kan, ibu-ibu, bapak-bapak ?

Karena memilih sekolah dengan kurikulum asing itu gak secetek cuma ngeliat dari bangunannya yang mentereng, gurunya (ada yang) orang asing, bayarannya mahal dan bahasa pengantarnya pake cas cis cus bahasa asing. 

Believe me, gak segampang cap cip cup alaiyum gambreng gitu. 

IMO, Sebelum kita mutusin, apakah kita mau masukin anak kita stick to sekolah dengan kurikulum nasional ato mau coba masukin ke sekolah dengan kurikulum asing, mending cari tau dulu deh informasinya selengkap-lengkapnya. 

Coba deh buka website Supermoms Indonesia di artikel terbaru.
Dalam beberapa minggu lagi, Supermoms Indonesia akan mengadakan seminar parenting yang akan mengupas semua pertanyaan di atas tadi.
Pertanyaan yang gw yakin mewakili para orang tua yang masih galau.
Kayak gw gitu. :p
Siapa Pembicaranya ?
Tentunya orang yang memang punya pengalaman dan pengetahuan yang cukup untuk ngebahas masalah sekolah dan kurikulum asing, Bpk. Faisal Sundani Lc, M.Ed.

Sebenarnya beliau saat ini berdomisili di Malaysia. 
Tahun kemarin beliau juga mengadakan seminar dengan tema yang hampir sama dan kami melewatkan kesempatan untuk belajar bareng kala itu.

Nah, pas kebetulan beliau ada jadwal kunjungan ke Indonesia, langsung deh kita ajak untuk berbagi ilmu bareng para orangtua yang lain.

Kapan sih ?
Catet di kalendar deh. Hari Sabtu, 2 Februari 2013.

Seminarnya diadain dimana ?
Estubizi Business Center, Gedung Setiabudi 2 lantai 1, Jl. H.R. Rasuna Said kav. 62, Kuningan, Jakarta Selatan

Berapaan ?
Rp 100.000,00 (Seratus Ribu Rupiah) saja.

Kalo mau daftar, caranya gimana ?
Yuuuk kirim email langsung ke supermomsid@gmail.com atau sms ke nomer 0818131082

Insya Allah, kalo bekal informasinya cukup, kita bisa lebih objective dalam memilih sekolah untuk buah hati kita 
Pilih kurikulum asing, bukan karena ikut-ikutan temen se-genk. 
Pilih kurikulum nasional, pun bukan karena kadung antipati sama mehongnya!

Tapi lebih karena kita udah tau dengan jelas bedanya kurikulum asing dengan kurikulum nasional kayak gimana, apa benefit dan resikonya.

Karena memilih sekolah itu bukan cuma demi menaikkan gengsi.
Karena sesungguhnya kita ingin mencetak generasi yang berprestasi, bukan bikin anak jadi frustrasi.
Amin.

Viewing all articles
Browse latest Browse all 201