Quantcast
Channel: Lafamilledewijaya
Viewing all articles
Browse latest Browse all 201

A Saturday Well Spent : Workshop Developing Multiple Intelligence #anakcerdas

$
0
0
Sewaktu tau Daddycation dan Supermoms Indonesia bikin workshop " Developing 9 Intelligence of Your Children " di AXA Tower tanggal 5 Desember yang lalu, gw super excited.

Udah lama banget penasaran soal Multiple Intelligence ini, tapi cuma tau dari baca dan browsing sana-sini.

Begitu dapet kesempatan langsung belajar dengan Ibu Elly Risman dan langsung hands on, gak boleh dilewatkan dong.
Pagi-pagi udah #OOTD semangat mencari ilmu
Keliatan " CLIIIING " walopun sebenarnya belon sarapan, Bok !
Kali ini gw juga bela-belain nyiapin waktu untuk menuliskan rangkuman seminar ini. 
Bukan hanya karena permintaan khusus dari Mbak Syunesti Syukur lho. Hihihi...

Jujur, gw sedih banget deh, karena udah beberapa kali ikut seminar bersama Supermoms Indonesia namun gw gak menyempatkan waktu untuk menuliskan kembali rangkumannya di blog ini. 

Padahal kan kalo gw lupa materinya, kemana lagi gw harus melihat catatan gw selama seminar kalo bukan di blog gw sendiri ? 
Selain itu, dengan dituliskan di blog ini, ilmu yang didapatkan gak terhenti hanya sampai di gw. 
Berharap yang mampir dan kebetulan baca postingan gw soal seminar parenting itu juga mendapat manfaatnya. Ilmunya menyebar dan kemampuan orang tua Indonesia dalam mengasuh dan mendidik anak-anak generasi masa depan Indonesia juga ikut meningkat.

 Sewaktu ikut seminar Bijak Memilih Kurikulum Sesuai Dengan Rencana Pendidikan Anak bersama Pak Faisal ( menantunya Bu Elly Risman), beliau sudah mengingatkan orang tua harus menyadari bahwa tidak semua anak memiliki kecerdasan akademis.

Ketika kita mendeteksi anak kita ternyata tidak memiliki kecerdasan akademis, maka sebaiknya jangan dituntut untuk sukses melalui jalur akademis.

Sebagai orang tua, seringkali kita menjadikan kecerdasan matematis dan logika menjadi satu-satu parameter kecerdasan anak.

Pernah ngalamin gak, sebagaimana pun seorang anak bisa mendapatkan nilai 
9 dan 10 di bahasa Indonesia, pelajaran sejarah, namun ketika ditunjukkan nilai ulangan matematika dan ilmu pasti kita cuma 6-7, maka anak tersebut biasanya tetep kita masukkan kategori bukan anak cerdas.

Padahal sang anak mungkin punya kecerdasan lain. Namun kita sebagai orang tua seringkali menuntut anaknya untuk menjadi ranking numero Uno !*belajar dari kesalahan emak bapak gw zaman dulu*
 
Begitupun ketika anak sudah beranjak dewasa, orang tua seringkali menganggap faktor kesuksesan masa depan anak ditentukan dari jurusan akademisi yang dipilihnya. Seringkali anak dipaksa memilih satu jurusan, padahal bakatnya bukan berada di situ.

Sekarang, ada perbedaan cara pandang mengenai kecerdasan :

Cara Pandang Lama
  • Kapasitas kognitif seseorang yang dibawa sejak laihr, bagaimana kita memahami, menguji dan berespons terhadap stimulus yang datang dari luar
  • Sempit : terdiri dari kecerdasan bahasa dan logika - matematik
  • Orang yang pintar mampu memecahkan masalah, berpikir logis dan kritis
  • Tingkat kecerdasan tidak berubah sepanjang hayat
 Sementara, cara pandang baru :
  • Berbagai cara untuk memandang kecerdasan seseorang
  • Kapasitas kognitif seseorang untuk memecahkan masalah atau untuk menghasilkan suatu produk / jasa yang dihargai dalam satu atau lebih lingkup budaya
  • Sejumlah keterampilan yang memungkinkan seseorang menyelesaikan masalah dalam hidupnya
  • Potensi untuk menemukan atau menciptakan solusi untuk suatu masalah yang melibatkan pengetahuan baru
  • Keterampilan ini dapat bekerja sendiri atau bersama dengan keterampilan lain.
Bagi yang beragama muslim, kita sudah diberikan petunjuk jelas soal ini dalam QS 3 : 6
http://4.bp.blogspot.com/-AIJkGp6fs4U/VMmn7ELa40I/AAAAAAAABEc/i0rVKeIimig/s1600/3_6.png
Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Bahwa sesungguhnya, setiap anak diciptakan unik dan memerlukan perlakuan khusus. 

Tugas orang tua adalah mengenali kecerdasan yang dimiliki anak dan menggali potensi yang ada pada diri anak.
Bukankah semua orang akan bahagia, jika bakatnya dikenali ?

Tiga cara kita untuk mengetahui apakah anak berbakat dalam sesuatu adalah jika :
1. Dia menunjukkan minat yang tinggi terhadap sesuatu
2. Minat ini bertahan lama. Jadi bukan cuma angin-anginan, bukan mood-moodan
3. Diberikan latihan, kemampuannya meningkat.

Sebelum memulai workshop, seperti biasa terlebih dahulu, Yayasan Kita dan Buah Hati membagikan questioner. Dari hasil Questioner, mayoritas peserta workshop yang hadir memasukkan anaknya ke Sekolah Dasar di bawa usia 7 tahun.

Padahal untuk anak usia 0 - 7 tahun, pengenalan emosi justru lebih penting ketimbang meningkatkan kecerdasan kognitif.

Kecerdasan yang saat ini ada pada anak kita ibaratkan sebuah kipas tangan.

Jika dalam keadaan tertutup, maka banyak tersembunyi yang tidak keliatan oleh kita. Oleh karena itu, kita harus membuka kipas tersebut dan mengembangkan secara keseluruhan agar kita bisa melihat semuanya.
Karena kita gak pernah tau yang manakah kecerdasan yang paling menonjol dari anak kita sama halnya dengan kita gak pernah tau apa yang akan menjadi tantangan buat anak kita di masa depannya.

Mulai dari sekarang, kita bantu anak kita mempersiapkan pondasi yang kuat, bekal yang cukup dan dapat membantu dia menghadapi kehidupannya kelak.

Tahun 1983, Howard Gardner memperkenalkan 9 kecerdasan yang ada pada setiap manusia dan ke-9 kecerdasan masing-masing memiliki kombinasi yang unik dan tidak sama dengan orang lain, terletak di berbagai tempat di otak manusia.

Ke-9 kecerdasan ini dapat bekerja sama maupun berdiri sendiri, serta dapat dirangsang sehingga jadi lebih kuat dan lebih berkembang.
Namun sebaliknya, jika kita mengabaikan kecerdasan ini, maka lambat laun kecerdasan ini akan melemah.

Hal utama yang harus menjadi perhatian orang tua dalam meningkatkan 9 kecerdasan ini adalah : kenali, syukuri dan hargai dan puji.*kebanyakan nonton IG alis tebal Teghar, SETRONG!*


Apa sajakah sembilan kecerdasan yang dimaksud oleh Howard Gardner ini ?

1. Cerdas Bahasa - Lingustik
Kemampuan bahasa : kecapakan berkomunikasi, berbicara ataupun menuliskan pikirannya, bicara dengan intonasi yang tepat, pemaknaan ulang kata, serta kemampuan memahami bahasa yang kompleks.

Mendeteksi kecerdasan bahasa- lingustik
  • Dari kecil anak cepat dan suka berbicara
  • Suka sekali dengan buku
  • Mudah mengingat kata - vocab nya banyak
  • Banyak bicara, gramatically correct !
  • Suka memberi alasan yang panjang
  • Suka membaca sampai berjam-jam dan menceritakan apa yang dibaca dan pengalamannya
  •  suka teka-teki
  • Mudah belajar bahasa asing dan PAS
 Rangsangan mengoptimalkan kecerdasan bahasa - lingustik
  • Perbanyak perbendaharaan kata, minimal 5 kosakata baru sehari
  • Membacakan cerita dan menanyakan kembali : apa pesan dari cerita ini. Bahasa kekiniannya : what is the moral of the story ? Jangan lupa setiap membacakan cerita ke anak, selalu tanyakan moral of the story. Ini penting untuk melatih anak mencerna, berpikir, meramu kata-kata untuk menceritakan kembali.
  • Bercerita tentang pengalamannya sehari-hari
  • Membuat jurnal / mengisi diary
  • Spelling bee
  • Lomba debat
Cara mengasah gaya belajar kecerdasan Bahasa - lingustik:
  • Sediakan buku dan bahan lainnya
  • Banyak bercerita
  • berdikusi
  • Menonton film dan diskusikan
  • Mereka akan lebih menangkap pelajaran bila diberikan dengan penjelasan. Sejarah : 3 dimensi
  • Teka-teki silang
 2. Cerdas angka - logika - matematika
Senang mengexplorasi sekitarnya, bereksperimen, menghitung dan mengklarifikasi benda, serta menuntut jawaban logis dari setiap pertanyaannya.

Mendeteksi Cerdas Angka - Logika - Matematis
  • Rasa ingin tahunya yang tinggi
  • Senang berhitung
  • Gemar bereksperimen
  • Tekun
  • Suka membaca
  • Senang berkutat dengan rumus dan pola-pola abstrak
  • Membayangkan jawaban dari teka-teki yang diberikan padanya
  • Menggunakan argumentasi secara rasional
  • Suka menanyakan " kenapa begini ? Kenapa begitu ?"
 Rangsangan mengoptimalkan kecerdasan angka -logika - matematis
  • Menyediakan sarana yang dibutuhkan anak, misal menyiapkan barang-barang bekas dapat digunakan untuk mengasah kreativitas anak
  • Menyediakan mainan yang tepat misal : puzzle, lego, permainan angka, permainan klasifikasi dan kategorisasi, bongkar pasang, domino atau ular tangga
  • Mainan gantung warna-warni
  • Mengenalkan angka, misal : bernyanyi sambil berhitung
  • Ruang untuk membaca dan menggambar
  • Mengajak bereksperimen di alam, misal : bermain pasir dengan wadah tertentu
  • Melibatkan anak dalam kehidupan keluarga, misal : membantu ayah yang sedang mengutak-atik mobil
Cara mengasah gaya belajar kecerdasan Bahasa - lingustik:
  • Penyajiannya harus kreatif dan variatif
  • Belajar di ruang terbuka
  • Memperkenalkan matematika sambil bermain
  • Mengkongkritkan apa yang akan diajarkan
  • Dukungan ORTU
  • Komunikasi ORTU dengan guru
 3. Cerdas Nada - Musikal - Ritme
Mengenali pola nada, tinggih rendahnya nada, melodi dan irama, peka terhadap bunyi-bunyian.

Mendeteksi Cerdas nada - musikal - ritme
  • reaksi yang kuat pada suara tertentu
  • Mudah menghapal qira'ah sab'a 
  • kemajuan yang cepat memainkan instrument
  • Menyanyikan lagu dengan tangga nada yang tepat
  • Mudah sekali menghapal lagu
 Rangsangan mengoptimalkan kecerdasan nada - musikal - ritme
  • Suasana di rumah full musik
  • Latihan bersenandung
  • Ngaji bersama
  • Bernyanyi sambil bergoyang
  • Mendengarkan musik bersama
 4. Cerdas Gerak - Badan - Kinestetik:
Kemampuan untuk memakai segenap tubuh atau bagian tubuh untuk memecahkan suatu masalah atau membuat sesuatu menjadi berarti.

Mendeteksi Cerdas gerak - badan -kinestetik
  • Senang aktivitas yang menggunakan tubuh atau anggota tubuhnya
  • Gemar berbicara dengan kedua tangannya
  • Bermain boneka sambil mengajaknya berbicara
  • Mematut diri depan kaca sambil bernyanyi atau berbicara
  • Sulit duduk diam saat belajar atau makan
  • Dapat meniru dengan cepat sisi terbaik atau terburuk dari orang lain
 Aktivitas mengasah Cerdas gerak - badan - kinestetik
  • Bermain kata lewat gerakan
  • Membantu membuat kue atau bertaman
  • Mengajak hiking atau olahraga
  • Meminta menggunakan tubuhnya untuk berekspresi (melompat saat bahagia)
  • Mengikuti kursus melukis, keramik, menenun, membatik dll
5. Cerdas Spasial - Visual
  • Gaya pengamatan yang tinggi
  • Kemampuan imajinasi
  • Menuangkan dalam bentuk dan karya-karya
  • Kemampuan menggambar dalam pikiran berbentuk bayangan imajinasi, pola, desain, dan tekstur gambar
  • Mereka dapat menggambarkan dalam " hal yang bersifat nyata juga yang imajinasi "
  • Membayangkan bentuk geometri dan 3 dimensi
  • Menvisualisasikan dalam bentuk grafik
  • Pengamat alam sekitar ( mata super), mampu menginterpretasikan gambar, melukis, navigasi, dan membuat peta (iconic)
 Mendeteksi Cerdas spasial - visual
  • Anak yang belajar melalui penglihatan, suka poster gambar, film, serta tampilan visual lainnya
  • Pemimpi, suka tenggelam dalam pikirannya sendiri
  • Pengamat baik lingkungan
  • Ahli dalam menggambar, mengerjakan puzzle, menebak bayangan, dan kemampuan lain yang membutuhkan manipulasi motorik yang tinggi
 Rangsangan mengoptimalkan kecerdasan spasial - visual
  •  Melengkapi rumah dengan alat yang berbau seni
  • Menyediakan peralatan untuk menggambar atau melukis
  • Membiarkan mengatur atau menghias kamar tidur
  • Gunakan peta untuk mencari jalan menuju suatu tempat
  • Dorong untuk terus meningkatkan hobinya, misal : photographi, videografi dan catur
  • Asah kemampuan mengenal jalan dengan ajarkan mengenai rute
  • Ingat : kita hanya mampu membangun rumah fisik untuk anak kita, namun jangan kita bangun rumah imajinasi anak kita
PELAUT
Perkumpulan Ibu Cerdas Visual nan Imut 
Kebagian DIY untuk belajar bareng anak cerdas visual
Photo Courtessy of : @nenglita
 6. Cerdas Alam - Natural

Gemar mengeksplorasi alam, mengamati tumbuhan dan binatang, mengamati bintang langit malam, mempertanyakan asal usul sebab akibat dan sebagainya 

Mendeteksi Cerdas alam - natural
  • Biasa mengalami alam sekitar
  • peduli akan flora dan fauna
  • Mampu mengelompokkan membedakan atau melihat kesamaan tiap-tiap fenomena alam
  • Memikirkan fenomena alam itu secara mendalam
  • Terpengaruh emosinya terhadap kejadian atau pengelolaan alam yang tidak benar
  • Antusias ke museum, kebon binatang, taman safari atau ke hutan
Rangsangan mengoptimalkan cerdas alam - natural
  • Memberikan hadiah teropong, kacamata renang, peralatan hiking
  • Belajar dari alam, hujan, tumbuhan, binatang, bebatuan, sungai, matahari dan gejala alam --> kapan menaman, kapan melaut
 Mengasah gaya belajar cerdas alam - natural
  • Memelihara binatang kesayangan
  • Membuat kebun kecil dan berkebun
  • Mengajak memilah dan memprediksi
  • Mengklarifikasi benda tertentu
  • Mengamati lingkungan secara spesifik
  • Mengajak ke cagar alam, museum, kebun binatang  
 7. Cerdas Diri - Intrapersonal
  • Sensitif atau peka perasaannya
  • Memahami apa yang ia ingin ia lakukan dan tidak ingin dilakukan
  • Memahami situasi dan bagaimana harus bersikap di situasi tersebut
  • Kemampuan memahami perasaan orang lain dan mengungkapkan perasaan
  • Pendiam namun suka berimajinasi
  • Pemalu, tetapi dia sebenarnya mengamati dirinya sendiri dan sekitarnya 
  • Tidak suka berbaur tetapi bukan anti social
  • Kreatif, produktif dan berkelakuan baik
  • Sangat introspestif, menikmati meditasi, kontemplasi atau bentuk pencarian lainnya
  • Sangat mandiri berorientasi pada target 
  • Disiplin tinggi dan suka bekerja sendiri 
 Mendeteksi Cerdas Diri - Intrapersonal
  • Suka membaca, menulis, menggambar dan membuat diary
  • Suka autobiografi
  • Menerima tanggung jawab dari kelakuannya
  • Menyadari keterbatasannya
  • Orang tua takut tidak gaul
  • Menerima pendapat
  •  Menggunakan dan memperluas cakrawala pribadinya
  •  Kalau tahu kelemahannya bisa membuat target yang tinggi
  •  Bisa juga tidak mudah cepat puas dengan hasil pekerjaannya
  •  peka terhadap nilai, tujuan dan perasaan dirinya --> menjadikan mereka mandiri, PD, kerja keras mencapai tujuan dan disiplin
 Rangsangan mengoptimalkan Cerdas Diri - Intrapersonal :
  •  Membiasakan anak menuliskan isi hatinya
  • Melatih anak berpikir mengenal diri sendiri
  • Mendengarkan perasaan dan ide-ide anak
  • Bertukar pikiran mengenai kekuatan, kelemahan dan minat anak
  • Dorong anak mengekspresikan emosinya dan untuk bertanya
  • tentukan waktu tenang dalam jadwal harian keluarga. ---> Ini yang udah susah didapatkan di keluarga saat ini. Semua orang serba tergesa-gesa dari pagi hingga malam.  
Diapit dua celebs : mbakSis @TurisKece dan Kak @nenglita

 8. Cerdas Sosial - Interpersonal
  • Mudah berinteraksi dengan orang lain, memahami perasaan mereka, menerjemahkan perilaku mereka, mengamati perbedaan setiap orang khusunya perubahan suasana hati, watak, motivasi dan tujuan
  • Mudah berempati
  • Memahami adanya diskriminasi dan buruk sangka
  • Tidak menyukai lelucon yang merendahkan etnis atau jenis kelamin
  • Suka bekerja sama dengan orang lain, mengerjakan PR atau tugas bersama-sama
  • Mempunyai keterampilan memimpin, mengorganisasikan serta bagus dalam berkomunikasi
  • Suka menawarkan bantuan kepada orang lain untuk menyelesaikan masalah, memberikan umpan balik kepada guru atau teman sekelas
  • Mau berkompromi dan bernegosiasi
  • Mau mengajari orang lain sesuatu yang baru
  • Bisa menentukan strategi dalam belajar bersama, membuat peraturan dalam kelompok
  • suka bertanya dan suka bermain peran
  • Mau belajar dari orang lain di luar sekolah 
  • Bisa bertindak sebagai mediator atau konselor bagi orang lain   
 Mendeteksi anak cerdas sosial - interpersonal
  •  Anak yang menyenangkan dan gaul dengan yang sebaya atau lebih tua
  • Mempunyai ide-ide yang bagus untuk masuk dalam kelompok
  • Mudah berinteraksi dan bekerjasama
  • Kemampuan untuk berempati untuk merasakan perasaan, pikiran, motivasi dan tujuan orang lain
  • Bisa mempengaruhi pendapat dan pikiran orang 
 Rangsangan Optimalisasi Cerdas Sosial - Interpersonal
  •  Melatih tanggung jawab
  • Mendiskusikan berbagai hal
  • Mendengarkan pendapat anak
  • Menghargai sesama teman
  • Bekerjasama menyelesaikan konflik
  • Melakukan aktivitas sosial
  • Menumbuhkan sikap penuh pengertian 
 9. Kecerdasan Spiritual - Existensial
 Sebenarnya untuk kecerdasan yang terakhir ini, bahkan Howard Gardner pun masih ragu memasukkannya ke dalam 9 kecerdasan.

  •  Spiritual intellegence mengacu pada keterampilan, kemampuan dan perilaku yang diperlukan untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan dengan sumber utama dari semua ( Tuhan Yang Maha Esa)
  • Keberhasilan dalam menemukan makna hidup, menemukan cara moral dan etika untuk membimbing kita dalam hidup, mengeksternalisasi perasaan kita akan makna dan nilai-nilai dalam kehidupan pribadi dan dalam hubungn interpesonal kita
 Mendeteksi Cerdas Spiritual - Existensial
  •  Suka mengajukan pertanyaan tentang kehidupan dan penciptaan Allah / Tuhan, misal : " Mengapa kita ada di dunia ini ? ", " Kalo binatang akan masuk surga gak ya ? ", " Kalau surga ada di telapak kaki Ibu, bagaimana aku masuk surga ? "
  • Memperhatikan makhluk hidup dan alam sekitar
  • Mempertanyakan apakah bisa jadi makhluk lain
 Rangsangan mengoptimalkan cerdas hidup - existensial / spiritual
  •  Banyak membaca buku dan bercerita, terutama tentang penciptaan alam semesta
  • Memperkenalkan nabi - kitab suci dan kisah- kisah religi
  • Membawa berjalan-jalan menikmati alam
  • Searching tentang berbagai gejala alam
  • Memperkenalkan peralatan yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai gejala alam
  • Membacakan biografi orang-orang yang terkenal menemukan gejala alam  
Supermoms Indonesia and Daddycation Indonesia, Risna dan Angga, thank you for having me !

A Saturday Well spent !
Eciyeee.... jadi gagap mikir ditanya kecerdasan apa yang dimiliki

Waktu seminar emang memakan waktu cukup lama, sekitar jam 8.30 sampai jam 13.30, namun gak terasa lama lho karena materinya yang disampaikan Bu Elly Risman detail banget sampe ke pilihan profesi untuk kecerdasan tertentu.


Mana sepulang seminar langsung bawa oleh-oleh banyak. Ya ilmu, ya makanan bazaar yang enak-enak. Walopun sebenarnya dari seminar udah dikasih snack box yang cukup mengenyangkan dan enak-enak ! Hihihi

Terus saat workshop bikin DIY, peralatan yang disiapkan panitia pun udah lengkap, jadi gak perlu tuh minta ini itu lagi ke panitia. 
Pemilihan tempat workshopnya juga oke banget, tengah kota, sebelah mall yang lagi banyak sale. 
Azeg ! 

So far, imo, oke banget workshop kemarin. Baik dari sisi materi (yah kualitas Bu Elly mah gak usah diragukan lagi ya) maupun dari sisi kualitas penyelenggaraan.

Good job, Daddycation dan Supermoms Indonesia !Semoga ke depannya terus lebih baik ya.

Sehabis mengikuti seminar ini bener-bener membuka wawasan dan cara pandang gw melihat kecerdasan anak gw. 
Kita bisa mengamati dan mengisi diagram ini, nah kira-kira kecerdasan mana sajakah yang dimiliki anak kita.
Photo Courtessy of @darina_danil
Bagi temen-temen yang terlewat untuk mengikuti workshop Multiple Intellegence ini, don't worry.
Makanya mendingan pantengin terus socmed Supermoms dan Daddycation dehbiar gak kelewatan lagi info seminar penting kayak gini.

See you in the next workshop !

Supermoms Indonesia:

Facebook :supermomsindonesia
Twitter : @supermomsid
Instagram : @supermomsid

Daddycation Indonesia
Facebook : daddycationindonesia
Twitter : @daddycation_id
Instagram : @daddycation_id

Viewing all articles
Browse latest Browse all 201